BERPIKIR


Kebanyakan orang yang saya temui dan lihat cenderung berpikir pendek. Atau kah mereka itu orang yang mudah percaya? Saya tidak tahu pasti. Suatu hal yang dilihatnya kemudian dimakan mentah-mentah begitu saja. Dan begitu ia tuangkan ke kepala orang lain apa yang dilihatnya, tanpa berpikir lebih dalam apakah ini benar atau kurang benar. Nah! Kita sebagai manusia diberikan oleh Allah sebuah otak yang dalam biologi kita ketahui banyak kerutan dan panjang. Seharusnya dengan panjang dan berliku itu kita dituntut untuk berpikir lebih dalam dan spesifik. Bukankah sejatinya kita disuruh untuk berpikir?

Q.S. Al An’aam/6:50

 قُلْ لا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلا تَتَفَكَّرُونَ
50. Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"

Perumpamaan orang yang bisa berfikir dan tidak yaitu orang yang melihat dan orang buta. Pada ayat di atas disebutkan “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”. Kita disuruh untuk berpikir, tapi bukan hanya sekali pikir saja. Dalam ayat tersebut kita ditegaskan untuk benar-benar berpikir. Orang yang memikirkan dan orang yang tidak memikirkan itu jelas tidak sama, maka di dalam ayat di atas ditanyakan kepada kita “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?” agar kita berpikir, maka kita memikirkan orang buta dengan orang melihat. Lalu ditegaskan lagi dengan “Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?”. Nah, kita telah berpikir pada kalimat pertama dan dituntut lagi untuk berpikir dengan jelas pada kalimat ini.

Batas berpikir? Kita disuruh untuk berpikir agar bisa melihat tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Silahkan pikirkan bagaimana alam semesta terbentuk, dan segala yang ada di jagad raya ini. Pikirkanlah! Boleh memikirkan semua itu. Asalkan jangan memikirkan apa yang dilarang Allah. Seperti memikirkan kejadian Tuhan, maka itu tidak boleh untuk dipikirkan karena sudah diluar aturan, pikiran seperti itu akan menghancurkan akal itu sendiri. Sebenarnya berpikir tiada batas, hanya kita harus mengetahui aturan-aturannya. Benar, berpikir tiada batas tapi punya aturan-aturan. Logika sederhananya begini, beribadah dianjurkan untuk kita sebanyak-banyaknya. Maka sampai mana pun boleh beribadah asalkan sesuai kesanggupan dan tidak mencelakai diri sendiri. Pada ibadah tentu punya aturan dan tata cara tertentu, punya rukun dan syarat. Begitu juga dengan berpikir, punya aturan-aturan. Jangan pula nantik kita jadikan pikiran kita sendiri sebagai kebenaran mutlak melebihi Al-Quran dan hadist. Ya begitu aturannya, maka haruslah kita atur pikiran kita sebagai dasar paling utama yaitu Al-Quran dan hadist. Perhatikan ayat Al-Quran di bawah ini.

QS. An Nahl/16:44  
 بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗوَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka memikirkan,
[829] Yakni: perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran.

Pada ayat di atas Allah mengatakan bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk diterangkan kepada manusia agar mereka (manusia) memikirkan. Jadi sebelumnya diturunkan dulu Al-Quran untuk menjadi landasan kita berpikir. Dan kemudian barulah kita berpikir sedalam-dalamnya hingga dengan ijin Allah pikiran itu tidak akan berpaling dari jalan Allah. Tapi ingat, tujuan berpikir yang paling penting dicantumkan dalam Al-Quran yaitu untuk melihat kebesaran dan kekuasaan Allah swt. Seperti yang ditampilkan pada ayat-ayat berikut ini.

Q.S. An Nahl/16:11  
 يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۗإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Q.S. An Nahl/16:67 
  وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا ۗإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
67. dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

Q.S. An Nahl/16:69
 ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚيَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗإِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.



Comments

Popular posts from this blog

Peta Administrasi Kab. LimaPuluh Kota

Air Terjun Lubuk Minturun

Peta Lokasi Air Terjun Lubuak Bulan