HAKUNA MATATA (THE STOICISM PHILOSOPHY)

Pernah nonton film The Lion King? Tentu saja kita semua pernah, yang belum silahkan tonton. Harus nonton ya. Ada banyak yang bisa diambil dalam sebuah film.

Salah satunya dari film ini saya mengambil sebuah mantra yang menghilangkan (ya paling tidak meringankan) masalah (masa lalu) si calon Raja.

"Hakuna Matata"

Begitu mantra yang diajarkan Timon dan Pumbaa teman baru Simba. Mereka membuat artinya dengan jangan khawatir terhadap masalah di masa lalu. Biarkan masa lalu menjadi masa lalu.

Ketika Timon bertanya kepada Simba tentang masalahnya, Simba menjawab bahwa dia melakukan kesalahan besar dan tidak bisa diperbaiki kecuali jika masa lalu bisa diubah. Timon mengamini dengan "kita tidak bisa memperbaiki masa lalu tapi kita bisa mengubah (merencakan) masa depan". Nah untuk mengubah masa depan you gotta put your past behind you.

Hal buruk bisa saja terjadi dan kita tidak bisa mencegahnya adalah salah. When the world turns its back on you, you turn your back on the world! Jika hal buruk menimpamu, kamu harus hadapi. And only embrace what's next! and turn the 'what' into 'so what'.

Hakuna Matata. It ain't no passing craze. It means no worries. For the rest of your days. It's our problem free. Those two words will solve all your problems.

Sebuah filosofi yang diterapkan mereka kurang lebih sama dengan filosofi Stoicism.

Dalam film ini digambarkan bahwa 1) Semuanya ada balance yang teratur dan akan hancur jika seandainya salah satu tidak seimbang, maka sang Raja sesungguhnya bertugas untuk menjaga balance agar kelangsungan makhluk hidup tetap terjaga. Begitu juga dengan orang Stoic, mereka menyadari ada balance di dunia ini, dengan beragam keadaan manusia di muka bumi. Ada yang ganteng, cantik, kaya, tidak kaya, dan seluruh ragam alam semesta. Jika saja semua orang adalah Raja, tentu kehidupan tidak akan berlangsung. Orang Stoic yakin ada Hukum alam yang berlaku. Alam semesta bekerja dalam suatu harmoni dan harus diikuti.

2)Orang Stoic sangat menghargai Takdir. Mereka percaya takdir dan menerima takdir dengan baik. Masalah jika kita tetap melawan seperti Scar yang iri terhadap Mufasa dan ingin menjadi Raja (padahal takdirnya bukan seorang Raja). Akhirnya setelah ia berhasil membunuh Mufasa dan Meng-claim dirinya sebagai Raja. Keseimbangan pun tidak dapat dibendungnya. Kerajaan hancur dengan alam yang sudah hilang keseimbangan. Dalam Stoicism, semua kalangan berbahagia dengan diri internalnya. Tidak peduli latar belakangnya adalah Raja, Kaisar, ataupun budak. Karena bahagia orang Stoic berasal dari dalam dirinya, bukan di tentukan oleh orang lain. Bahkan budak pun bahagia dengan dirinya, contohnya adalah Tokoh Stoic itu sendiri yaitu Epictetus sang budak. Karena orang Stoic percaya bahwa Tuhan akan selalu peduli pada seluruh makhluk hidup. Dan itu benar.

3)Orang Stoic itu rasional. Ketika ada kecelakaan (berupa masalah) mereka tenang saja. Tidak ngeluh, meronta-ronta, atau ber-kata kasar. Sebab mereka menyadari ada alasan dibalik itu. Mereka malah akan bersyukur, dengan masih adanya nyawa. Masih dapat kenikmatan yang lainnya. Orang Stoic akan kembali menanyakan dirinya, apakah perbuatannya sudah benar atau tidak. Seperti Marcus Aurelius sang Kaisar yang menanyakan apakah tindakannya sudah tepat? Padahal ia sudah memenangkan pertempuran. Timon mengajarkan hal tersebut kepada Simba, bahwa jangan khawatir seharian atas segala masalah. Begitu, Hidup dengan penuh kebijaksanaan itu penting untuk kebahagiaan kita.



Simba kehilangan dirinya beberapa tahun. Setelah ia ingat akan dirinya seorang Raja. Ia kembali menyelamatkan kekerajaannya. Kebijaksanaan dipelajari dari masalahnya yang berat dimasa lalu.

Comments

Popular posts from this blog

Peta Administrasi Kab. LimaPuluh Kota

Air Terjun Lubuk Minturun

Peta Lokasi Air Terjun Lubuak Bulan