Di Nagari sejarah Minangkabau

16-19 April 2015. Disini alam dan udara masih segar. Pagi sampai jam 11 saja di nagari ini masih berembun. Embun yang tebal, dan ketika orang menjauhi dari tempat kita berada sejauh +-80 meter ia akan menghilang. Layaknya kapal terbang yang memasuki awan. Seperti desaku dulu. Tetapi sekarang tidak, embun-embun pagi di sana sudah hampir menghilang (hanya sampai jam 7pagi). Aku sempat teringat masa kecilku bergaul dengan alam yang masih segar dulu. Bernafas waktu pagi disana seperti menghembuskan asap rokok (embun yang keluar dari mulut). Nah, disini (Nagari Tuo Pariangan) aku menemukan udara yang segar seperti 12 tahun silam di kampung halamanku.
Gambar 1. Foto suasana kegiatan kelompok pagi itu

Pagi setelah hujan malam, semua mahasiswa sibuk dengan kegiatan pribadi dan kegiatan tenda kelompok. Di depan gerbang lapangan dimana kami camping mengalir sungai kecil sepanjang jalan yang kami manfaatkan untuk mencuci semua barang yang karam akibat hujan semalam.

Lingkungan di mesjid paling aku senangi disini (dari pada pemandangan tenda). Disini terdapat aliran air panas dan air dingin (airbiasa). Aku terpesona akan aliran air yang alami itu. Tak heran jika nagari ini yang konon katanya desa terindah ke-5 di dunia. Sehingga waktuku lebih banyak di lingkungan mesjid daripada di tenda. Tak heran juga jika teman kelompok menanyakan "kemana saja hanifa? makan udah? dimana?", (hehe). 
Gambar 2. Foto mesjid dari dekat
Gambar 3. Peta di Lapangan diambil dari Google earth

Siap shalat kami duduk di tepi kolam dekat mesjid sambil melihat-lihat batu besar yang dipagar di atas sana. Sejak awal sudah penasan dengan batu itu, kamipun mencoba naik ke atas dan berfoto ria bersama.
Gambar 4.5. Foto batu dari mesjid (dari bawah), dan Foto batu dengan jarak 5 meter dari objek

Dari atas ini terlihat pemandangan mesjid yang indah dengan tangga-tangga (yang sering kami lewati menuju mesjid). Bukan hanya mesjid Gunung Marapi juga jelas terlihat dari sini. Ini tanggal 19 April 2015, hari terakhir kami disini. Tidak lengkaplah jika tidak naik ke kaki bukit dengan pemandangan mesjid dan alam di sini. Dengan kamera yang daya baterai sudah tinggal 5%, aku menyempatkan untuk mengambil foto sebagus mungkin (hehe).
Gambar 6. Foto mesjid dari atas
Gambar 7. Menyempatkan untuk mengambil sebagus-bagusnya sebelum kembali ke Padang

Gambar 8: bersama menikmati pemandangan desa


Comments

Popular posts from this blog

Peta Administrasi Kab. LimaPuluh Kota

Air Terjun Lubuk Minturun

Peta Lokasi Air Terjun Lubuak Bulan