Jangan Sombong Walaupun Menjadi GURU
Pagi sebelum siang itu saya mendapat kabar dari tante di Padang setelah ditelfon kakak iparnya. Ketika
aku mendengar, entahlah rasanya tidak mungkin, biasa saja. Saya tidak shock,
panik dan lainnya. Saya kira "ah pasti dugaan saja", atau lagi kritis saja. Innalillahiwainnalillahirojiun, Tak
lama kemudian kabar baru menyatakan bahwa beliau sudah pergi dari muka bumi ini. Berpuluh-puluh handphone mungkin berdering dalam sejam hari itu. Ayah langsung
menengok ke rumah paman waktu itu, karena ayah sangat menyayangi
beliau. Saat saya pulang kampung idul adha kemaren, ibu yang cerita. Ayah
menangis sangat ketika kotbah sebelum paman disolatkan. Kata ayah, “paman itu
bagus, beliau jadi murid, hormat, namun setelah menjadi seorang guru, beliau
tetap mau menjadi murid. Guru yang dulu tetap dihormatinya sebagai guru dalam
hidup. Itulah yang namanya orang yang menuntut ilmu. Maka ilmu dari manapun
akan selalu hadir, kekal dalam diri kita”. Jadi kita boleh "mengambil muka" dong?, tuturku. Kata ayah, “iya jika kepada guru, bukan boleh saja, tapi harus! Kepada guru
harus sopan, ambil hati guru! Maka dengan itu ilmu akan mengalir kepada kita
nak”.
(28Sept14)
Pepatah Cina mengatakan :
"Hanya guru yang baik yang tetap menjadi murid sampai akhir hidupnya"
Comments
Post a Comment