CINTA dan BENCI
Kalau kau mencintainya sedikitpun tidak akan membencinya. Karena semakin kuat cintamu akan semakin lemah rasa bencimu. Jika besarnya Cinta mu sama dengan besarnya benci maka itu hanya Cinta penipu. Buanglah pikiran keliru itu! Kau benar benar keliru. Hanifa Fitri, Siteba, Padang 24 Juli 2017.
Cinta dan Benci adalah dua hal yang sangat jauh berbeda. Siapa bilang berdekatan? Ya, banyak orang bilang cinta dan benci itu hampir sama. Walau bagaimanapun kedua itu benar-benar sangat berbeda. Bagaimana mungkin orang cinta disebut juga benci? Dan sebaliknya, bagaimana mungkin orang benci itu akan cinta?
Jika -10 ingin menjadi 10 bukankah akan ditambah dengan 20? Tidak ada -10 ingin menjadi 10 ditambah lagi -10 atau -20. Bahkan itu akan menjadikan -10 bertambah min, tidak menjadi plus.
Kalau kita cinta kepada seseorang, ya terima apa adanya orang tersebut termasuk segala kekurangannya. Kalau salah satu diantara kita membenci kekurangan orang tersebut berarti kita tidak sepenuhnya cinta kepada orang itu. O dia banyak kekurangan, begini begitu, ini dan itu, berarti itu tidak cinta. Cinta itu murni dan suci, tulus sepenuh hati. Kalau seorang itu merokok, maka jangan langsung benci orangnya. Benci pada rokoknya, kenapa itu rokok mempengaruhi orang yang kamu cinta. Buang rokoknya, kalau dia juga cinta, tentu akan paham.
Namun itu semua semu.
Orang cinta, dia akan tetap cinta. Orang benci, dia akan tetap benci. Tidak ada orang cinta akan secepatnya benci, dan tidak ada orang benci akan secepatnya cinta. Kalau itu terjadi berarti dia sebenarnya tidak cinta. Kadang kita hanya menganggap itu cinta, kenyataanya tidak. Terkadang hati disentuh melalui bisikan-bisikan jahat yang kita anggap cinta. Maka berhati-hatilah dengan hati. Jangan kita langsung men-cap itu cinta, jangan juga langsung men-cap itu benci.
Cinta yang sebenarnya. Tidak mungkin akan benci. Semakin kuat cintanya, akan semakin kecil bencinya.
Sebagai contoh nyata. Kita mencintai Rasulullah ﷺ. Bukankah Rasulullah ﷺ adalah manusia yang seharusnya paling kita cintai di dunia ini? Jika kita cinta, maka sebesar zarrah-pun kita tidak akan benci kepada beliau. Bukankah begitu?
Lalu siapa yang bilang besarnya cinta juga besar benci kepadanya? Orang yang bilang begitu adalah orang cinta menipu, pura-pura, dan semu.
Comments
Post a Comment