Jangan Sepelekan Kekerasan Psikologis



Ada Fisik, ada Psikologis.

Suatu kekerasan yang jauh lebih berbahaya dari kekerasan fisik yaitu kekerasan psikologis. Semua orang bisa jadi tersangka dunia dan akhirat. Kekerasan psikologis bisa terjadi dari ucapan, seperti memaki-maki, membentak, ucapan kasar dan menyudutkan, memarahi, dan bisa berupa suatu tindakan, seperti melarang, menekan, memaksa, mengancam dll.  Kekerasan psikologis menyebabkan korban menjadi ketakutan, tidak berani, hilang kepercayaan diri, sedih berkepanjangan, trauma, frustasi, stress, bahkan gila sekalipun.  Kekerasan psikologis sangat beresiko pada masa depan korban. Tindakan dan pemikiran korban dipengaruhi oleh kejadian-kejadian traumatis dari tindakan kekerasan psikologis oleh pelaku.

Kekerasan psikologis sering terjadi di lingkungan keluarga antara orang tua dan anak, kakak dan adik, di lingkungan sekolah, antara guru dan murid, di lingkungan universitas antara senior dan junior, antara dosen dan mahasiswa, di lingkungan kerja antara atasan dan karyawan.

Menurut saya Undang-undang kekerasan psikologis harus segera dirampungkan di negeri ini. Memang sudah ada Undang-Undang yang mengatur tentang ini, namun masih berada di lingkungan keluarga seperti kekerasan dalam rumah tangga. Undang-undang tersebut belum meliput kekerasan psikologis antara dosen dan mahasiswa, ataupun atasan dan karyawan. Karena banyak saya melihat mahasiswa depresi atau stress karena dosen mereka. Tidak satu dua atau tiga yang terjadi bahkan gila sampai tega membunuh dosennya gara-gara kemungkinan kekerasan psikologis yang dilakukan dosen berupa sikap, perilaku, atau kata-kata memaki dan ucapan lainnya.

Kekerasan psikologis paling berbahaya dilakukan kepada mahasiswa, karena mereka sudah bisa memikirkan masa depannya. Mahasiswa tidak memikirkan mata kuliah dan skripsi saja. Apalagi massa sekarang ini, uang kuliah yang begitu mahal. Mereka memikirkan perasaan orang tua, uang kuliah yang mahal, umur yang sudah panjang, pekerjaan yang menuntut usia maksimal, dan mereka merasa kehilangan masa depan.

Ada manusia yang psikisnya sudah terganggu dari kecil, atau fisik yang tidak sempurna. Cacat psikologis ataupun cacat fisik keduanya tidak boleh kita salahkan apalagi mencaci-maki. Kekurangan psikologis mulai dari hal yang tampak besar sampai hal yang sekecil apapun itu, seperti orang yang gampang menangis, orang yang mudah tersakiti oleh suara, orang yang mentalnya lemah, orang pendiam, dan banyak contoh lainnya. “Saya merasakan bahwa saya dari kecil memang begini, tidak ada hubungan dengan pendidikan dari orang tua dan kasus lainnya”, kata seorang teman si A. Lalu ketika si A mendapat masalah dan si B men-judge psikologis si A, berarti si B secara tidak langsung telah melakukan kekerasan psikologis karena si A akan down. Jika menghakimi atau mencaci orang yang punya kekurangan fisik saja dilarang apalagi mencaci orang yang memiliki kekurangan psikologis. Karena men-judge psikologis lebih berbahaya dibandingkan fisik.

Kita hendaknya belajar memahami orang. Hidupkan rasa peduli, karena kita manusia. Jikalah murid-murid itu binatang dan diberlakukan tidak baikpun mereka akan kembali menerkam. Apalagi manusia yang punya otak dan hati. Kecuali jika murid atau bawahanmu benda mati, seperti meja, kursi dan komputer, silahkan marahi, caci maki, dan tampar sesuka hatimu.

Comments

Popular posts from this blog

Peta Administrasi Kab. LimaPuluh Kota

Air Terjun Lubuk Minturun

Peta Lokasi Air Terjun Lubuak Bulan