Posts

Showing posts from 2017

CINTA dan BENCI

Image
Kalau kau mencintainya sedikitpun tidak akan membencinya. Karena semakin kuat cintamu akan semakin lemah rasa bencimu. Jika besarnya Cinta mu sama dengan besarnya benci maka itu hanya Cinta penipu. Buanglah pikiran keliru itu!  Kau benar benar keliru. Hanifa Fitri,  Siteba,  Padang 24 Juli 2017. Cinta dan Benci adalah dua hal yang sangat jauh berbeda. Siapa bilang berdekatan? Ya, banyak orang bilang cinta dan benci itu hampir sama. Walau bagaimanapun kedua itu benar-benar sangat berbeda. Bagaimana mungkin orang cinta disebut juga benci? Dan sebaliknya, bagaimana mungkin orang benci itu akan cinta? Jika -10 ingin menjadi 10 bukankah akan ditambah dengan 20? Tidak ada -10 ingin menjadi 10 ditambah lagi -10 atau -20. Bahkan itu akan menjadikan -10 bertambah min, tidak menjadi plus. Kalau kita cinta kepada seseorang, ya terima apa adanya orang tersebut termasuk segala kekurangannya. Kalau salah satu diantara kita membenci kekurangan orang tersebut berarti kita tidak s

Orang yang Sedang Sakit

Image
“Orang sedih, adalah orang yang sedang SAKIT”, Hanifa Fitri, 22/7/2017. “Orang marah, adalah orang yang sedang SAKIT”, Hanifa Fitri, 22/7/2017. Kita pasti pernah melihat atau memperhatikan orang yang sedang marah yang membuat kita tidak suka bahkan ikutan geram melihatnya. Namun, ketahuilah bahwa orang yang marah sebenarnya sedang sakit. Mereka harus diobati segera. Ibarat api jika didekati akan membakarmu, maka jangan dekati orang yang sedang marah, apalagi ketika kamu juga membawa bahan bakar. Orang sedih. Sama hal nya dengan orang yang sedang marah, bahwa ia sedang sakit. Harus segera diobati, karena sedih tak boleh lama-lama, tak boleh berlebihan. Ada due tipe orang sedih, 1)orang sedih yang tak ingin ada orang disekitarnya, 2)orang sedih yang ingin banyak orang disekitarnya. Untuk orang yang tipe sedih 1, maka biarkanlah ia sendiri, menyendiri dengan sedihnya, sampai dia pulang dengan sendirinya. Sedang orang sedih tipe 2, dekati dia. Beri support, saran, dan masukan

Persaudaraan dan Toleransi

Image
“Jika hal itu jauh dari manusiawi, maka jauhi itu” Hanifa Fitri, Siteba, Padang, 20/7/2017 Sampai kapanpun, kita tidak akan lepas dari sifat baku kita. Baik dan buruk sudah ada kodratnya. Suatu hal berupa perilaku dan kebiasaan ada baik dan buruk. Karena akhir dari perbuatan kita adalah timbangan. Benda itu akan menimbang amalan kita selama di dunia ini. Adapun seorang yang timbangan amal baik nya berat, maka masuklah ia ke surga. Begitupun sebaliknya. Lingkungan akan mempengaruhi seseorang. Kata tersebut sering kita temui selama ini. Jika baik lingkungannya maka baik pula orangnya, begitupun sebaliknya. Nah, jika baik dan buruk yang telah ia dapatkan dari lingkungannya maka tentulah seseorang itu juga akan mempengaruhi yang lain. Perbuatan baik dan buruk dalam seseorang sangat mempengaruhi bagaimana ia bergaul sesama lainnya. Ini hanya hubungan sebab akibat yang dekat dan tidak akan lepas dari kehidupan kita. Lingkungan mempengaruhi orang, orang mempengaruhi lingkungan.

PENCITRAAN

Image
“Jika tidak ada cermin maka seseorang tidak akan melihat dirinya sendiri”. Hanifa Fitri, Padang 17/7/17 Saya bukan orang yang mempunyai mata besar, tapi bola mata ini masih bisa bergerak kemanapun diruangnya. Objek yang dilihat masih jelas di retina. Manusia sebagai subjek dan sebagai objek bisa jadi merupakan dasar bagi kita untuk melihat dan mengenal manusia itu sendiri. Selama ini saya melihat manusia masih berwajah di depan. Itu zahir nya tentunya. Tapi jika kita lihat bathin nya maka ada banyak manusia. Ada yang berwajah di belakang, ada yang berwajah dua, dan ada yang mulutnya di belakang. Ah , begitu barangkali suatu sindiran bagi kita menyebutkannya. Terkadang apa yang dia tulis tak seperti apa yang dia alami sebenarnya. Tak dapat dipungkiri rasa kesal, tak sesuai, tak setuju, suka, senang, bahkan cinta kepada seseorang yang kita tuju. Tapi bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial, dan yang menang adalah orang mempunyai sosialitas yang tinggi. Bukankah siapa

BERPIKIR

Image
Kebanyakan orang yang saya temui dan lihat cenderung berpikir pendek. Atau kah mereka itu orang yang mudah percaya? Saya tidak tahu pasti. Suatu hal yang dilihatnya kemudian dimakan mentah-mentah begitu saja. Dan begitu ia tuangkan ke kepala orang lain apa yang dilihatnya, tanpa berpikir lebih dalam apakah ini benar atau kurang benar. Nah! Kita sebagai manusia diberikan oleh Allah sebuah otak yang dalam biologi kita ketahui banyak kerutan dan panjang. Seharusnya dengan panjang dan berliku itu kita dituntut untuk berpikir lebih dalam dan spesifik. Bukankah sejatinya kita disuruh untuk berpikir? Q.S. Al An’aam/6:50   قُلْ لا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلا تَتَفَكَّرُونَ 50. Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku

Benar dan Salah

Image
"Ketika saya salah apakah anda benar?" Itu kalimat yang aku baca di belakang angkot biru.  Lalu aku berpikir sejenak, "bagaimana contohnya?". Tiba-tiba ia berhenti,  dan aku tepat dibelakangnya. Aku mundur sedikit karena melihat ekor angkot sedikit surut. Sekejap ia mundur cepat. Lantas kepala motorku terbelah tapi masih utuh di tempatnya. Orang di sekitar itu berteriak kepada angkot yang menurutnya salah. Orang angkot keluar jumlahnya tiga orang pemuda. Menanyakan bagaimana dengan ku (benar, mereka sopan dan bertanggung jawab).  Aku bilang "cuma sedikit,  gak apa-apa" sembari tersenyum menyembunyikan retakan di kepala motor dan mengurungkan suatu kesalahan.  Kesalahan nya?  Bukan,  kesalahan ku. Aku yang salah,  sebab tak cepat menarik motor ke belakang. Aku yang keliru. Orang-orang keluar rumah melihat kejadian itu. Mereka menatap sopir angkot dengan mata geram.  Tentu mereka berpihak padaku. Tapi kembali ke kalimat yang tertempel di belakang