Niagara Sumatera Barat
Sudah lama terasa tidak nge-blog soal Air Terjun. Hehe.
Nah, kini ada yang lebih menarik dari tren wisata sebelumnya. Simpel, tapi
‘wah’. Begitu aku menyimpulkannya. Hari itu Senin, 28 November 2016 kami pergi
ke objek ini secara mendadak. Ceritanya seorang teman memberitahu tentang ini
di kampus. Ia memamerkan sebuah foto orang lain dari instagram. Tergambar indah
suasana air terjun yang begitu segar. Citranya hampir-hampir mirip dengan air
terjun Niagara. Buih-buih air yang berjatuhan seperti busa yang mengempul bak
asap putih di udara. Pandangan pertama yang ku lihat dari foto itu membuatku
langsung ngiler untuk ke sana.
Singkat cerita akhirnya kami pergi dengan 3 motor
menuju Jl. By Pass Lubuak Minturun yang tidak jauh dari kampus kami berada. Sebelum
pergi kami menebak-nebak di mana objek ini berada. Ya, dari citra Google Earth
tentunya. Dari citra terlihat jelas sungai besar yang sedikit patah yang kami
cari di sekitar Koto Pulai. Kami langsung meng-klaim titik itu adalah air
terjun yang kami cari.
Tidak sampai 30 menit kami sampai pada objek tujuan.
Dengan percaya diri dan tidak tersesat apalagi kebingungan, kami telah
menemukan objek itu. Aku menyapa seorang ibu yang duduk dekat bangunan itu.
Dengan penuh heran serta aneh Ibu tersebut bertanya tentang apa yang dilihat di
sini. Kadang memang yang dekat dengan kita tidak begitu menarik bagi kita. Tapi
bagi orang lain menjadi suatu yang penuh pesona. Beritanya di sini selalu ramai
sudah dalam seminggu ini. Ya… sejak foto yang beredar di media sosial,
instagram tepatnya. Apalagi telah diliput berbagai media online. Konon katanya awalnya ini hanya sungai biasa yang mengalir
saja. Namun setelah kejadian hujan yang lebat, disertai banjir besar, maka pada
bagian badan sungai yang ini ambles
sehingga terlihat seperti air terjun. Mirip dengan air terjun Niagara tetapi
ukuran di sini sangat kecil apabila dibandingkan dengan itu tentunya. Namanya
air terjun, terjadi sebab patahnya sungai. Ya seperti ini contohnya. Walaupun
telah dibangun bangunan sungai dan jika patah, maka muncul kata air terjun.
Begitu setelah seseorang melakukan publikasi di media online, maka orang yang tidak tahu akan segeta tahu. Seperti kami
yang baru tahu ini. Hehe.
Mulanya hal ini mungkin sebuah bencana yang tiba-tiba
terjadi. Tetapi, sejelek-jeleknya bencana tidak selalu menimbulkan hal yang
negatif. Ini buktinya, dari bencana malah menjadi objek wisata. Wisatawan yang
datang tidak sedikit, banyak. Puluhan, mungkin hampir sampai seratus orang yang
ku lihat di saat itu. Mungkin untuk hari-hari kedepannya aka nada pembaharuan
dari objek ini. Semoga saja. Hehe.
Comments
Post a Comment