perjalanan yang tak diSangka-sangka

8/Feb/2015. Pagi itu kira-kira jam 8, tepat nya pada hari minggu. Hari dimana kami tidak ada kegiatan kuliah semerter itu (semester kemaren minggu kuliah). Jam 08.30 pagi aku menerima sms dari teman (irma) ,"fa ikut ke jalan-jalan sama kakak kosku sekarang jam 09.00 yuk (terjemahan dari bhs minang)". Karna bosannya tak ada kegiatan aku langsung siap-siap dan pukul 09.00 aku sudah standby di kos irma. Sambil menunggu semua anggota siap aku tidur sejenak. Dan akhirnya kami berangkat kira-kira jam 11 pagi.

Di jalan raya (jl.Hamka), kami menyiapkan makanan sembari menunggu angkot mana yang mau dinaiki. Beberapa angkot lewat dan menawarkan tumpangan. Setelah menawar-nawar angkot mana, kami memutuskan angkot ini (angkot putih yang bersedia mengantar menuju lokasi). Ternyata satu angkot tak cukup ruang untuk kami yang beranggota 19 orang. Tapi rombongan ini kompak hingga satu angkotpun terasa nyaman dan pas.

Kira-kira 5 km lagi dari Lubuak Alung kami sampai di posko nyarai. Namun karena lantai angkot yang rendah, kami diharuskan untuk turun dan berjalan menuju posko nyarai. Di tengah perjalanan kami menjumpai pemandangan yang indah dan tentunya foto merupakan hobi umum pada jaman ini. Dan ditengah perjalanan itupun kami berjumpa dengan 3 pemuda di sekitar yang sangat ramah dan menjadi pemandu kami sampai ke air terjun nyarai.

 

Gambar 1&2. Gerbang air terjun nyarai dan Pemandangan sepanjang jalan sebelum gerbang

Tak disangka luar biasa. Ternyata hari ini aku berpetualang menelusuri hutan, lereng, dan sungai. Kami yang pukul 01.18 pagi (waktu kira-kira) baru tiba di gerbang nyarai selalu semangat berpetualang walaupun terik dan dengan topografi yang berliku-liku menghalang. 

 

Gambar 3&4. Dokumentasi petualang menuju titik air terjun

Akan tetapi dibalik itu semua perjuangan itu terbayar. Karena dibalik kesulitan ada kemudahan. Ada surga dibalik tantangan yang panjang seperti nyarai ini, surga dibalik hutan.

 

Gambar 5&6. Foto di Air terjun Nyarai